1.
PENDAHULUAN
– KETERAMPILAN KOMUNIKASI EFEKTIF
1.1 Pentingnya Komunikasi
Kemampuan dalam
berkomunikasi yang baik sangatlah penting. Karena jika kita dapat berkomunikasi
dengan baik maka pesan atau instruksi yang dikatakan dapat mudah dimengerti
oleh penerima atau orang lain. Sebaliknya, jika memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi yang kurang atau buruk maka pesan atau instruksi yang dikatakan
sulit untuk diterima oleh orang lain.
Kemampuan berkomunikasi
sangatlah penting, namun banyak orang menganggap hal ini menjadi batu sandungan
atau penghambat bagi kemajuan mereka, serta susah untuk menyampaikan pemikiran
dan ide mereka dalam perilaku yang tepat. Tetapi ada harapan bagi orang yang
susah dalam berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi ini dapat dilakukan yaitu
dengan cara melatih dan mempelajari cara komunikasi itu bekerja dan mempelajari
cara penyampaian kata yang tepat seperti yang ingin dikatakan.
1.2 Apa itu Komunikasi?
Komunikasi merupakan
proses untuk saling mendapatkan informasi atau berbagi ide antara dua orang
atau lebih. Komunikasi yang efektif
tergantung dari keterampilan. Keterampilan yang dimaksud yaitu bergantung pada
situasi, penerima komunikasi, dan informasi yang dibutuhkan untuk
menyampaikannya.
1.3 Apa itu Kemampuan Berkomunikasi?
Kemampuan berkomunikasi
merupakan kemampuan yang fungsinya untuk menghilangkan batasan-batasan atau
hambatan-hambatan dalam berkomunikasi yang efektif. Agar dapat sukses dalam
berkomunikasi, penting untuk menyadari batasan-batasan atau hambatan-hambatan
dalam komunikasi yang dapat terjadi kapan pun pada saat berkomunikasi.
1.4 Proses Komunikasi
Proses dalam komunikasi
melibatkan beberapa bagian dan tahapan. Bagian dan tahapan itu ialah sebagai
berikut.
-
Sumber
-
Pesan
-
Encoding
-
Saluran
-
Decoding
-
Penerima
-
Umpan
Balik
-
Konteks
Masing-masing
tahap tersebut terdapat pembentukan hambatan atau munculnya masalah. Saat
mencari cara untuk membatasi hambatan komunikasi secara efektif, mungkin dapat
menerapkan tahap-tahap tersebut kapan saja saat proses komunikasi.
1.4.1 Sumber
Sumber dari suatu pesan yaitu pengirim dari pesan
tersebut. Agar dapat menjadi sumber yang baik, Anda harus mengerti isi dari
pesan yang akan disampaikan. Pengirim pesan perlu tahu mengapa komunikasi
diperlukan dan apa hasil yang dibutuhkan.
1.4.2 Pesan
Sebuah pesan merupakan informasi sederhana yang ingin
disampaikan. Pesan merupakan alasan sebuah komunikasi diperlukan. Tanpa pesan,
proses komunikasi tidak akan berjalan. Selain itu jika tidak dapat merangkum
informasi yang ingin disampaikan, proses komunikasi belum siap untuk dimulai.
1.4.3 Encoding
Encoding merupakan proses mengambil dan mentransfer pesan ke
dalam format yang tepat untuk disampaikan pada penerima pesan. Hal ini
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pesan yang kita kirim telah menyediakan
informasi yang mereka butuhkan.
Untuk melakukan encoding
dengan benar, kita harus tahu siapa penerima pesan kita. Kita harus memiliki
pemahaman tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka perlu tahu dalam
rangka untuk mengirim pesan lengkap.
1.4.4 Saluran
Saluran merupakan suatu metode yang kita gunakan dalam
menyampaikan informasi. Jenis pesan yang dimiliki akan menentukan saluran apa
yang harus digunakan. Saluran tersebut dapat berupa tatap muka langsung,
panggilan telepon atau video konferensi, dan komunikasi tertulis seperti email
dan memo. Setiap saluran memiliki keuntungan dan kerugian. Contohnya yaitu
ketika kita susah memberikan informasi yang kompleks melalui telepon, atau
mungkin terjadi hal yang buruk jika kita mencoba memberikan kritik melalui
e-mail.
1.4.5 Decoding
Decoding adalah proses menerima pesan dan mengharuskan penerima
pesan memahami informasi yang kita berikan. Proses decoding terjadi saat menerima pesan yang telah terkirim
sebelumnya. Kemampuan komunikasi yang diperlukan untuk proses decoding mencakup kemampuan membaca dan
memahami, mendengarkan secara aktif, atau mengklarifikasi pertanyaan bila
diperlukan. Jika orang yang diajak bicara kemampuannya kurang untuk men-decode sebuah pesan, maka perlu mengirim
ulang pesan tersebut dengan cara yang lain atau buat lawan bicara mengerti pesan
dengan memberikan informasi yang terkait dengan pesan tersebut.
1.4.6 Penerima
Saat sudah mengirim sebuah pesan, kita memiliki pemikiran
tentang respon yang akan dilakukan oleh penerima. Penting untuk menyadari bahwa setiap orang
yang menerima pesan akan mendengarkannya melalui opini dan perspektif mereka.
Pengalaman tersendiri dapat mempengaruhi bagaimana pesan dapat diterima.
1.4.7 Umpan Balik
Umpan balik memungkinkan kita untuk mengukur seberapa
suksesnya kita dalam berkomunikasi. Hal ini juga dapat membantu kita pada
proses komunikasi di kemudian hari.
Umpan balik dapat membantu meningkatkan kemampuan
berkomunikasi. Dimana kita dapat menggunakan umpan balik untuk mengukur
seberapa sukses komunikasi kita.
1.4.8 Konteks
Konteks merupakan keadaan saat berkomunikasi. Konteks
melibatkan hubungan dengan pendengar, budaya asal dan lingkungan pada umumnya.
Proses komunikasi yang dilakukan akan berbeda dengan status dari siapa yang
diajak bicara. Konteks dapat membantu menentukan nada dan gaya berkomunikasi
yang tepat untuk digunakan.
2.
PERSPEKTIF DALAM KOMUNIKASI
2.1 Pendahuluan
Sudut pandang pada setiap individu merupakan sebuah
penyaring sebagai cara masing-masing individu untuk melihat dunia, orang yang
diajak berkomunikasi, serta topik atau situasi yang sedang dibicarakan.
Penyaring berarti bahwa kita tidak selalu memulai dengan perspektif yang sama
kepada orang yang kita ajak berbicara.
2.2 Persepsi
Visual
Dalam persepsi visual kita dapat melihat dua cara yang
berbeda dalam melihat sesuatu hal yang sama. Namun kita tidak bisa memutuskan
salah satu yang tidak ada hanya karena kita tidak melihat dari segi itu. Kita
harus mengakui bahwa ada lebih dari satu cara untuk melihat situasi yang kita
hadapi.
2.3 Bahasa
Perspektif yang berbeda dapat dijadikan pengalaman bagi
kita dalam penggunaan Bahasa yang lebih baik. Dalam persepsi dari cara nada
bicara dapat mempengaruhi anda dalam merespon. Kata-kata yang sama memiliki
banyak arti yang berbeda-beda tergantung dari bagaimana cara kita
mengucapkannya.
Jadi meskipun makna yang kita ucapkan mungkin jelas namun
kita tidak dapat selalu yakin bahwa orang lain akan membaca atau mendengar
dengan cara yang sama seperti kita.
2.4 Faktor
Lain yang Mempengaruhi Perspektif Kita
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi sudut pandang
kita, sehingga mempengaruhi bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain.
Beberapa faktor tersebut berasal dari pengalaman masa lalu kita, prasangka
kita, perasaan kita, dan lingkungan kita. Berikut ini akan dibahas secara lebih
rinci.
2.4.1 Pengalaman
Masa Lalu
Dalam setiap situasi, komunikasi dapat dipengaruhi oleh
pengalaman masa lalu. Mulai dari memasuki situasi, rapat, ataupun percakapan,
dengan ekspektasi tertentu dari apa yang akan terjadi pada skenario yang
dilakukan. Pengaruh pengalaman terhadap cara berkomunikasi yaitu biasanya
membawa informasi dari luar karena telah belajar dari masa lalu yaitu
membandingkan situasi dapat membantu untuk membuat keputusan dalam situasi yang
sedang dialami.
2.4.2 Prasangka
Prasangka terjadi ketika saat mengingat dengan seseorang
kemudian mengira bahwa hal tersebut dianggap pengalaman yang sedang terjadi itu
sama atau identik dengan pengalaman yang sebelumnya. Prasangka disesabkan
karena terdapat kebiasaan, serta dikarenakan preferensi pribadi ataupun
pengalaman yang telah dialami.
Prasangka dapat terjadi ketika mengingat kejadian
pengalaman dengan seseorang yang diingat kemudian bertindak nantinya dengan
tipe orang atau dengan karakteristik yang sama dan akan menghasilkan pengalaman
yang sama pula.
2.4.3 Perasaan
Perasaan dapat mempengaruhi cara berkomunikasi dengan
orang lain. Ada dua cara dalam mempengaruhi cara berkomunikasi yaitu dijelaskan
sebagai berikut. Pertama, jika perasaan sedang baik, proses komunikasi akan
searah dan jika perasaan sedang tidak baik, maka proses komunikasi tidak
berjalan searah.
Kedua, perasaan mengacu atau mengarah kepada perasaan
kita terhadap seseorang. Ketika anda benar-benar mirip dengan seseorang atau
memiliki kepribadian yang sama, maka cara komunikasi yang baik akan terlihat.
Namun akan sangat disayangkan, jika berkebalikan dengan hal itu.
2.4.4 Lingkungan
Lingkungan juga dapat mempengaruhi cara berkomunikasi.
Cara berkomunikasi yang dilakukan berbeda-beda di setiap lingkungan yang
berbeda-beda pula.
Mengetahui cara lingkungan mempengaruhi orang yang diajak
berkomunikasi merupakan kemampuan yang berguna, terutama saat mengetahui bahwa
lingkungan tersebut memiliki efek negatif pada kemampuan berkomunikasi efektif
dengan seseorang. Keterampilan ini akan membantu untuk memahami mengapa
seseorang yang mungkin akan berkomunikasi dengan cara mereka. Ini juga akan
memberi faktor yang dapat mengubah untuk membuat orang lebih nyaman atau untuk
membangun tingkat formalitas yang dirasa penting dalam situasi tertentu.
3.
UNSUR KOMUNIKASI
3.1 Pendahuluan
Ketika kita melakukan sebuah komunikasi terhadap
seseorang misalnya melakukan komunikasi tatap muka, kita lebih banyak
memberikan informasi atau pesan secara lisan menggunakan kata-kata. Selain itu,
pesan yang kita sampaikan juga berupa informasi non-verbal yaitu terdiri dari
bahasa tubuh dan nada suara.
3.2 Komunikasi
Tatap Muka
Albert Mehrabian mengatakan bahwa aspek komunikasi
non-verbal seperti nada suara dan gerak tubuh lebih banyak digunakan dari
kata-kata yang diucapkan. Dia juga menemukan bahwa orang lebih cenderung
percaya ketika kita menggunakan komunikasi non-verbal daripada komunikasi
verbal. Dengan kata lain paling efektif berkomunikasi menggunakan ketiga unsur
komunikasi saat melakukan komunikasi tatap muka.
3.2.1 Nada Suara
Menurut Mehrabian, nada suara yang biasa digunakan
mempengaruhi sekitar 35-40 persen isi pesan yang akan dikatakan. Pengeluaran
nada melibatkan volume, tingkat dan jenis emosi serta penekanan kata yang
dipilih. Penekanan pada kata tertentu menyiratkan informasi tambahan dari
kata-kata yang dikatakan. Dalan hal ini menunjukkan bahwa penakanan merupakan
poin penting untuk menarik perhatian si pendengar.
3.2.2 Bahasa
Tubuh
Menurut Mehrabian lebih dari setengah dari pesan yang
kita kirimkan kepada orang lain adalah non-verbal. Ini berarti bahwa kita
menerima lebih dari setengah pesan menggunakan bahasa tubuh. Contoh bahasa
tubuh meliputi:
a. Ekspresi wajah
b. Cara berdiri atau duduk
c. Gerakan dengan lengan atau tangan
d. Kontak mata
e. Tingkat pernapasan
f. Menelan atau batuk
g. Malu-malu
h. Gelisah
Pada dasarnya, bahasa tubuh merupakan semua interaksi
yang dilakukan oleh tubuh selain berbicara. Pada umumnya orang akan langsung
mengerti bahasa tubuh, tanpa harus memberitahu arti yang dimaksud. Biasanya
seseorang cenderung akan lebih mudah mengerti arti dari bahasa tubuh. Dalam
bahasa tubuh yang terpenting bukanlah apa yang dikatakan, tapi bagaimana cara
menyampaikan hal penting yang ada dalam pesan tersebut.
Bahasa tubuh merupakan sesuatu yang dapat dipelajari. Setiap
orang dapat menirukan bahasa tubuh orang lain jika ingin menyampaikan dukungan
untuk mereka.
Setiap orang dapat menggunakan bahasa tubuh seseorang
untuk menyadari bahwa pesan yang disampaikan kurang yang disebabkan oleh banyak
hal yang ingin dikatakan atau terdapat pertanyaan yang harus dijawab.
3.2.3 Komunikasi
Lisan/Verbal
Unsur komunikasi ketiga adalah komunikasi verbal atau
lisan. Percaya atau tidak, sebenarnya unsur ini memiliki dampak terendah dalam
komunikasi tatap muka atau face-to-face. Hal yang terpenting bukan apa yang
disampaikan, tetapi bagaimana menyampaikan hal tersebut.
3.3 Komunikasi
Fisik
Meskipun jarang
digunakan ada satu elemen terakhir dari komunikasi yang kita semua sering
lakukan yaitu komunikasi fisik. Contoh komunikasi fisik yaitu seperti menepuk
seseorang di belakang atau memberikan mereka sedikit tekanan di bahu untuk
mendapatkan perhatian mereka. Bila digunakan, komunikasi fisik lebih efektif
daripada komunikasi verbal.